Mengais Semangat dari Siswa

| No comment
Menikmati profesi sebagai guru bukan berarti menjalani-hari tanpa lelah. Dan tidak semua hari bisa dijalani dengan kebahagiaan. Meskipun saya suka profesi ini. Kiranya saya perlu berbagi pengalaman tentang ini.

Pengalaman 1:
Hari itu panas menyengat wajah. Seharusnya bulan ini sudah memasuki bulan hujan. Dan panas di luar tidak mampu menembus ruang belajar, karena freon-freon dari pengendali udara.

Tapi hari itu terasa berbeda. Panasnya memang tidak menembus sampai wajah, tapi ada panas tersendiri yang mencuat dari dalam. Dan tanpa saya sadari meluap ke permukaan. Berkali-kali membentak. Padahal pemicunya hanya sepele.

Mungkin seorang dari mereka merasa keanehan dalam diri saya, perubahan sikap dan emosi. Dan salah satu dari mereka memberanikan diri memyampaikan pendapat.

"Kenapa sih mr. Farhan jadi suka marah? Gak seperti biasanya."

Ungkapannya lugu. Penilaiannya polos. Tapi menembus sampai dalam.

Pengalaman 2:
Saya mengajar ITC. Alokasi waktu yang disediakan satu jam kali satu kali tatap muka. Semangat di awalnya, tapi selalu kehabisan waktu untuk menjaskan dan praktik. Akibatnya semangat terkikis.

Tentu tidak bisa dipungkiri raut wajah ini dibaca oleh siswa. Dan siswa saya yang ganteng ini berpendapat.

"Kenapa mr gak semangat kalo ngajar ITC? Beda kalo ngajar B. Inggris."

# # #

Itulah cerita asyik mahsyuk saya dengan siswa. Ungkapan pendapat mereka sungguh mengguggah. Memeri terang pada saat saya memasuki fase gelap. Hufff, menyenangkan.

Semoga bermanfaat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®